INTEGRASI
MASYARAKAT
Integrasi
Masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh
anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga-lembaga dan
masyarakat scara keseluruhan.
Integrasi Masyarakat akan
terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada di dalam masyarakat,
sehingga tidak ada konflik, dominasi, dan tidak banyak sistem yang tidak saling
melengkapi dan tumbuh integrasi tana paksaan.
Sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama dijunjung tinggi.
Sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama dijunjung tinggi.
Dalam hal ini, terjadi kerja
sama, akomodasi, asimilasi, dan berkurangnya sikap-sikap prasangka diantara
anggota masyarakat secara keseluruhan.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan integrasi bangsa pada bangsa yang majemuk dilakukan dengan mengatasi atau mengurangi prasangka.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan integrasi bangsa pada bangsa yang majemuk dilakukan dengan mengatasi atau mengurangi prasangka.
Masyarakat
Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, di persatukan oleh sistem nasional
negara Indonesia. Aspek-aspek kemasyarakatan yang mempersatukannya adalah:
- Nasional Indonesia
- Agama
- Bahasa
- Suku Bangsa dan Kebudayaan.
Pertolongan
Sosial
Stuktur dan Proses Pertolongan Profesi Pekerjaan Sosial
Merupakan salah satu dari profesi pertolongan manusia. Pekerjaan sosial
sebagai suatu profesi pertolongan mempunyai beberapa prinsip pertolongan
Prinsip-Prinsip
Proses Pertolongan :
- Proses
pertolongan pekerjaan sosial dibagi dalam beberapa tahap
- Pentahapan
proses pertolongan pekerja sosial pada dasarnya tidak bersifat kaku
-Permasalahan
manusia sangat beraneka ragam, sehingga batas waktu penyelesaian atau pemecahan
masalah untuk klien sangat bervariasi
Proses
pertolongan dibagi kedalam beberapa tahap. Beberapa ahli membagi pentahapan
dalam proses pertolongan pekerjaan sosial sebagi berikut :
Menurut Dean H Heptworth dan jo Ann Larsen Proses pertolongan
dibagi menjadi :
-
Exploration, Assesment and Planning
-
Implementation and Goal Attainment
-
Termination and Evaluation
Menurut Max Siporin proses pertolongan dibagi menjadi :
-
Engagement, Intake and Contract
- Assessment
- Planning
-
Intervention
- Evaluation
and Termination
Menurut Lawrence M Brammer proses
pertolongan dibagi menjadi :
- Building
Relationship Entri -> Clarification -> Structure -> Relationship-
Facilitating Possitive Action Exploration -> Consolidation -> Planning
-> Termination
Jadi proses pertolongan tidak saja bersifat linier akan tetapi dapat
bersifat spiral.
Permasalahan manusia sangat beraneka
ragam sehingga batas waktu penyelesaian atau pemecahan masalah untuk klien
sangat bervariasi. Pekerja sosial didalam memberikan pertolongan kepada
kliennya selalu dibatasi oleh waktu, artinya tidak ada pertolongan pekerja
sosial yang sepanjang masa.
Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka pekerja sosial perlu
mengidentifikasi masalah sejelas mungkin dan merunci tugas-tugas yang harus
dilaksanakan sebaik-baiknya, sehingga dapat menentukan kontrak atau batas waktu
pertolongan dengan tepat
TAHAPAN DALAM PROSES PERTOLONGAN PEKERJAAN SOSIAL
Tahapan dalam Proses Pertolongan Pekerjaan Sosial
1. Engagement (Pelamaran), Intake and ContractEngagement (pelamaran)
merupakan :
a. Keterlibatan seseorang di dalam suatu situasi, menciptakan komunikasi
dan merumuskan hipotesa-hipotesa pendahuluan mengenal permasalahan;
b. Suatu periode dimana pekerja sosial mulai berorientasi terhadap dirinya
sendiri, khususnya mengenai tugas-tugas yang ditanganinya;
c. Pelayanan dan penyediaan sumber bagi siapa saja yang membutuhkan dan
memenuhi syarat.
Tugas pekerja sosial pada tahap engagement adalah :
a. Melibatkan dirinya dalam situasi tersebut;
b. Menciptakan komunikasi dengan semua orang yang terlibat;
c. Mulai mendefinisikan ukuran / paremeter yang berkaitan dengan hal-hal
yang akan dilaksanakan;
d. Menciptakan atau membuat suatu struktur kerja awal / pendahuluan.
Kesimpulan :
Memelihara dan meningkatkan perubahan tersebut dengan tidak menampilkan
perilaku disfungsional setelah pertolongan dihentikan.
Referensi :
Drs.Muhidin,Syarif Msc.1997.Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial.Koperasi
Sekolah TinggiKesejahteraan Sosial.Bandung.Sukoco,Dwi Heru.1991.Profesi
Pekerjaan Sosial dan Proses Pertolongan.Koperasi Mahasiswa SekolahTinggi
Kesejahteraan
Sumber
: